Florence Memposting Hinaan ke Warga Yogya

Ini Kronologi Florence Memposting Hinaan ke Warga Yogya
Kamis, 28 Agustus 2014 14:02 WIB
Ini Kronologi Florence Memposting Hinaan ke Warga Yogya

Tribun Jogja/Hendra Krisdianto
Florence saat mengisi BBM di SPBU Lempuyangan, Rabu (27/8/2014)/ 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Postingan di akun path atas nama Florence yang bernada menghina warga Yogya ternyata berawal dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Rabu (27/8/2014), Florence hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy di SPBU Lempuyangan. Saat itu, antrean kendaraan terutama motor cukup panjang.
Panjangnya antrean kendaraan yang mengular membuat Florence memilih menuju antrean mobil. Deretan mobil ini sedang mengantre mengisi Pertamax. Namun petugas SPBU kemudian menolak menuangkan BBM non subsidi itu ke tangki motor Florence .
"Saat itu, ratusan pengendara motor yang mengantre menyoraki tingkah Florence," kata Hendra Krisdianto, fotografer Tribun Jogjayang saat itu berada di SPBU.
Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama pengedara motor lainnya.
Setelah kejadian itu, mucullah postingan Florence yang bernada kasar.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence di akun pathnya.
Ia bahkan menyebut tindakan petugas SPBU itu sebagai sebuah bentuk diskriminasi.
"Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL," tulis Florence menjawab pertanyaan pemilik akun Rachel.(tribunjogja.com)
BREAKING NEWS : Florence Resmi Dilaporkan ke Polda DIY
Kamis, 28 Agustus 2014 18:15 WIB
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kicauan Florence di media sosial yang dinilai menghina warga Yogya, berbuntut panjang. Setelah berbagai kecaman muncul di dunia maya, kini Florence tampaknya akan menghadapi ancaman lebih serius. Perempuan yang disebut-sebut kuliah S2 FH UGM ini resmi dilaporkan ke Polda DIY, oleh LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura) yang didampingi oleh kantor advokat Erry Suprianto, pada Kamis (28/8/2014). Laporan tersebut resmi diterima SPK Polda DIY pukul 17.30 wib dengan nomor laporan STBL/644/VIII/2014/DIY/SPKT.
"Karena aturan hukum jelas, di UU ITE Nomor 11 tahun 2008, kami laporkan tentang pasal penghinaan, pencemaran nama baik, dan provokasi mengkampanyekan kebencian," jelas Ahmad Nurul Hakam, dari kantor advokat Erry Suprianto.
Ancamannya tak main-main, Ahmad menambahkan bahwa ia bisa diancam hingga 6 tahun penjara dan denda Rp 1 Miliar.
Adapun, laporan tersebut langsung diserahkan ke Reskrimsus untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, Fajar Irianto dari LSM Jati Sura menjelaskan bahwa pihaknya mengambil langkah cepat menempuh jalur hukum lantaran kasus ini sudah dianggap meresahkan. Ia berharap hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi siapapun untuk berhati-hati dalam bertindak atau berbicara terutama yang mengarah pada hal provokatif.
Diberitakan sebelumnya, akun media sosial kembali diramaikan dengan postingan kontroversial dari pemilik akun path bernama Florence. Wajar saja, ia menuliskan keluh kesahnya saat mengantri BBM yang ternyata dinilai sangat menghina warga Yogya.
Hasil capture postingan path tersebut kemudian diunggah ke jejaring twitter. Sontak saja, hal ini kemudian memancing protes keras dari para pengguna twitter lainnya.
"@florencje_ Status S2, cara berpikir & ngomongnya kok KAMPUNGAN. Keluar aja dari Yogya," demikian komentar dari akun @mercurianearth.
Komentar lainnya dikirimkan akun @senorita_eve "kasihan dgn cewe @florencje_ niy,ngakuny S2 tapi cara bicarany gak ada cerminan intelektualnya,"
Dari penelusuran, diketahui pemilik akun path ini memiliki akun twitter bernama @florencje_. Ia juga sempat mengeluarkan kata-kata provokatif di jejaring twitter pada tanggal 1 Januari lalu. Sejumlah pengguna twitter pun kembali mengunggah "bukti" hasil capture postingan twitternya ini. Belum ada respon dari pemilik akun Florence tersebut, namun gelombang protes dan kritikan tajam terus mengalir di situs jejaring sosial twitter.
Kronologi
Postingan di akun path atas nama Florence yang bernada menghina warga Yogya ternyata berawal dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU).
Rabu (27/8/2014), Florence hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy di SPBU Lempuyangan. Saat itu, antrean kendaraan terutama motor cukup panjang.
Panjangnya antrean kendaraan yang mengular membuat Florence memilih menuju antrean mobil. Deretan mobil ini sedang mengantre mengisi Pertamax. Namun petugas SPBU kemudian menolak menuangkan BBM non subsidi itu ke tangki motor Florence .
"Saat itu, ratusan pengendara motor yang mengantre menyoraki tingkah Florence," kata Hendra Krisdianto, fotografer Tribun Jogja yang saat itu berada di SPBU.
Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama pengedara motor lainnya.
Setelah kejadian itu, mucullah postingan Florence yang bernada kasar.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence di akun pathnya.
Ia bahkan menyebut tindakan petugas SPBU itu sebagai sebuah bentuk diskriminasi.
"Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL," tulis Florence menjawab pertanyaan pemilik akun Rachel.
Dosen FH UGM Ikut Komentari Kicauan Florence
Dosen Fakultas Hukum Internasional UGM Heribertus Jaka Triyana, ikut mengomentari kasus yang saat ini tengah hangat dibicarakan di media sosial terkait cacian pemilik akun path Florence terhadap warga Yogya. Florence sendiri dikabarkan adalah mahasiswa S2 di UGM.
Melalui akun facebooknya, Heribertus Jaka Triyan A dengan tegas mengatakan bahwa mahasiswa sudah seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara. Apalagi jika hal itu merendahkan harkat dan martabat orang lain.
"Seluruh mahasiswa FH UGM, tolong hati2 dlm berbicara. Sanksi akademik akan dikenakan kepada Anda jika bicara Anda ngawur dan merendahkan harkat dan martabat orang lain dan pihak lain. Tunggu Sdri FS, mhs MKN...temuan akan kami tindaklanjuti," demikian tulisan yang ia posting sekitar pukul 13.00 WIB. (Tribunjogja.com)

Komite Etik FH UGM Akan Panggil Florence
Kamis, 28 Agustus 2014 19:03 WIB
RIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sensasi kicauan Florence di media sosial berbuntut panjang. Komite etik Fakultas Hukum UGM, tempat mahasiswa S2 itu berkuliah, berencana akan meminta keterangan dari mahasiswa yang bersangkutan.
"Besok Senin (1/9/2014) komite etik FH UGM akan memanggil yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi. Setelah itu akan dirapatkan seperti apa tindak lanjutnya," ujar Kepala Bidang Humas UGM, Wijayanti, Kamis (21/8/2014) sore.
Nama Florence mendadak mencuat setelah kicauannya di media sosial menuai banyak kecaman. Dalam kicauan tersebut, ia menggunakan kata-kata yang dinilai merendahkan Kota Yogya.
Dalam kolom komentar, Florence menjelaskan jika kicauan tersebut merupaka reaksi tidak puasnya terhadap apa yang ia alami saat mengantre BBM.
Kicauan itu bahkan turut memancing tanggapan dari pengajar di FHUGM, yang memperingatkan agar mahasiswa lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
"Pasti akan ada pembinaan dari UGM," tambah Wijayanti. (*)

Sumber berita : Tribun Jogja

Komentar